Merdeka Belajar dengan GELISABU, Gerakan Literasi Selasa Rabu
Merdeka Belajar dengan GELISABU, Gerakan Literasi Selasa Rabu
Entah kenapa setiap mendengar kata "merdeka", yang terlintas dibenak saya selalu tentang perjuangan para pejuang kemerdekaan.
Apa anda juga demikian? Saya pikir kebanyakan masyarakat indonesia punya pemikiran yang serupa.
Bagaimana dengan merdeka belajar? Sudahkah kita merdeka belajar?
Sejauh mata memandang, melihat dan memperhatikan, menyimak serta membaca informasi tentang merdeka belajar. Mari kita simak beberapa kebijakan menteri Nadiem Makarim dibawah ini :
Jakarta, Kemendikbud- Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar”. Program tersebut meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi.
@@@
Merdeka belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pemerintah Ingin menciptakan suasana belajar yang bahagia, baik bagi siswa/i maupun para guru.
Penulis disini ingin menyinggung masalah merdeka belajar yang mampu membuat kita semakin maju belajar baik di ruangan maupun di luar ruangan
Tentunya?
Dengan niat dan hati kita benar-benar kuat, keyakinan kita dalam belajar sungguh-sungguh, menyadari bahwa belajar suatu kebutuhan. Mendapatkan ilmu wajib bagi setiap individu, agar pola hidup serta pola pikir lebih baik.
Merdeka belajar memiliki makna luas dalam dunia pendidikan. Mengapa?
Karena belajar itu akan membawa generasi penerus yang bermoral dan berahlaq mulia. Merdeka belajar itu bukan seperti perang hingga berdarah-darah. Merdeka belajar itu memiliki visi dan misi sebagai tujuan. Membentuk karakter serta bertanggung jawab.
Sekolah memiliki rambu-rambu, guru memiliki wewenang atas amanah yang diembannya.
Penulis ingin bercerita sedikit pengalaman tentang kebebasan saat belajar, terlebih penulis adalah seorang guru sekolah dasar SDN 116260 Simonis. Maka ada baiknya berkolaborasi menyesuaikan diri memerdekakakan belajar sesuai daerah dan zonasi. Memanfaatkan keadaan yang ada, sebagai salah satu upaya memerdekakan siswa/i dalam belajar. Belajar menerapkan berbagai kegiatan di sekolah. Membentuk program yang melibatkan para peserta didik untuk lebih antusias dalam membaca dan menulis.
Berliterasi bersama yang berpariasi misalnya literasi bersama diteras sekolah, di bawah pohon, bahkan di bronjong yang tertata rapi juga dimanfaatkan sebagai tempat membaca bersama.
Bagaimana membentuk kebebasan tapi bernilai belajar?
Nah, penulis dan seluruh warga sekolah membentuk program membaca secara bersama yaitu "GELISABU" gerakan literasi selasa rabu. Di harapkan secara sinergi peserta didik dapat termotivasi dalam membaca dan menulis.
Hal itu ditandai dengan adanya kemampuan membaca tanpa melihat yang dibaca setelah sebelumnya di ajak membaca secara bersama-sama. Siswa/i yang berkemampuan bercerita dengan bacaan yang dibacanya, tanpa melihat mampu mengingat ringkasan teks bacaan sebelumnya.
Ternyata? Gaes...!
Kepala sekolah kewalahan memberikan reward, peserta didik berlomba membacakan ringkasan hasil bacaannya, baik puisi, cerpen, pidato dan lainnya. BahkanbSalah satu siswi membacakan puisi hasil karangannya.
Gaes..!
Ini bukan isapan jempol semata, itu benar! Nggk percaya?
Gaes.., ada yang berani menggunakan pengeras suara, dalam membacakan ringkasan isi cerpen di depan kantor, di dengar seluruh warga sekolah. Bahkan dapat juara di kecamatan. Lho!
Bebas bahagia bukan?
Bebas bukan berarti bebas sebebas-bebasnya. Bebas dalam artian terkordinir dan guru bebas memberikan bimbingan dalam suasana hati serta nuansa lingkungan yang berbeda.
Kelas yang ceria di tandai dengan kegiatan kelompok yang lebih hidup. Kerjasama dan saling mengisi. Mempercepat selesai tugas-tugasnya dengan baik.
Ketika kita bahagia hati kita akan leluasa mendapatkan inspirasi. Dengan inspirasi muncullah ide yang banyak. Dengan banyaknya ide dapat menyampaikan pada peserta didik. Tanpa terasa. Ea, ea!
Dengan memaksakan diri hingga biasa membawa dampak dalam kebiasaan. Membawa bahagia bagi kita dan juga peserta didik kita.
Benarkah?
Dengan adanya GELISABU, peserta didik dapat leluasa mengekpresikan bakatnya. Kelak bermanfaat baginya dan masa depannya. Nah, itu juga sebagai modal bakat yang ia senangi. Mereka termotivasi dari teman-temannya ditambah lagi guru yang super milenial.
Wahh.. tentu saja akan membawa dampak positif, membawa minat dan hobinya setelah dewasa.
Seperti keinginan penulis sejak dahulu. Semenjak menemukan rumah menulis di gurusiana dan MGI. Penulis bangga dapat menulis dengan leluasa, lega terasa menebarkan tulisan. Menulis tulisan yang indah-indah saja. Hihi!
Profil Penulis:
M.Kabul Marisi, S.Pd lahir di Simonis, 13 Februari 1983 seorang guru di SDN 116260 Simonis. Kecamatan Aek Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara. Penulis dapat di sapa melaui email : [email protected]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap pak
Mantap pak
Keren pak...sukses selalu
Terimakasih...bunda
Mantap pak. Lanjutkan
Sayangnya nggk masuk nominasi lomba
Sukses terus