Kaboelsiagian

Ada sebab mengapa kita mengenal seseorang itu dalam hidup kita. Sama ada kita perlu mengubah hidup dia atau dia mengubah hidup kita....

Selengkapnya
Navigasi Web
Panggilan Hati Jadi Guru (Paragraf #18)

Panggilan Hati Jadi Guru (Paragraf #18)

#TantanganGurusiana.id #30HariMenulisGurusiana.id #TantanganMenulisKe18#01/02/2020

Panggilan Hati Jadi Guru

Paragraf 18

Seminggu yang saya janjikan sudah tiba. Saya menerima tawaran omak mengajar sebagai guru di kampung dekat rumah. Jawaban itu ingin di sampaikan ke sekolah. Saya beserta omak datang kesekolah menerima tawaran kepala sekolah.

Alhamdulillah di terima, omak senang bukan main. Sementara saya masih kebingungan dalam mempersiapkan diri dan mental, rasa grogi mengerogoti risih campur ogah. Nggk kepikiran bisa sampai seperti ini, saya nerpes banget. Aslinya pemalu hingga jadi guru, ah, Gimana ini!.

Biar bagaimanapun saya harus bisa, saya harus buang jauh-jauh rasa malu dan kurang pede ini. Dalam hati kucoba menguatkan diri, mencoba berusaha membuang jauh-jauh rasa nerpes selama ini. Jika tidak sekarang kapan lagi, hidup penuh tantangan. Keadaan yang membuat kita berubah, berubah kearah yang lebih baik. Jika terus larut dalam gelombang badai yang menghantui, saya akan rugi selamanya.

Tapi bagaimana lagi, apa hendak di kata, semua kehendak yang maha kuasa. Harus di jalani takkan ada orang yang rela meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan kearah yang lebih profesional. Pertarungan begitu ketat, sedikit lengah maka habis kalah di makan saingan.

Hidup selalu memberikan ujian agar manusia tau, ia lulus atau gagal. Hidup memberi cobaan dan kegagalan agar kita tau bahwa memperoleh sesuatu butuh pengorbanan, kerja keras, ketabahan, serta doa yang berulang-ulang. Untuk menjadi sukses, manusia mengalami dan mengambil jalan yang berbeda. Jalan yang tersedia, terkadang mulus, terkadang terjal. Ada kalanya kita di paksa melalui tebing curam, berkelok-kelok tak beraturan, hingga satu titik kita menemukan bahwa pemandangan begitu indah, saat dilihat dari puncak gunung.

Ada kepuasan atas pencapaian yang di hasilkan dari proses panjang, berliku-liku, penuh pengorbanan, kerja keras dan berdarah-darah. Ada pelajaran yang berharga, rasa syukur yang memuncak, saat kita sampai pada tangga tertinggi prestasi hidup, entah piala, entah medali, sebagai pencapaian yang luar biasa, bahwa kita bisa mengalahkan diri sendiri.

Bersambung...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post